9 Jendral Perang Terhebat

9 Jendral Perang Terhebat - Dalam sejarah peradaban Islam terukir nama-nama para jederal perang yang begitu hebat dan paling berani di masa perang sepanjang abat peradaban islam. Mereka dikenal sebagai orang-orang yang membawa kemenangan demi kemenangan dalam setiap pertempuran dalam demi menegakkan ISLAM di muka bumi ini. Berikut 9 Jenderal Perang terhebat sepanjang massa :



1. Salahuddin Ayyubi (Saladin)


[caption id="attachment_2763" align="alignleft" width="300"]Salahuddin Ayyubi Salahuddin Ayyubi[/caption]

Salahuddin Ayyubi atau Saladin atau Salah ad-Din (c. 1138 - 4 Maret 1193) adalah seorang jendral dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini).


Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah Hejaz dan Diyar Bakr. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib.


Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Ia memberikan catatan kaki dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud.



2. Abdullah bin Aamir


[caption id="attachment_2764" align="alignleft" width="300"]Abdullah bin Aamir Abdullah bin Aamir[/caption]

Abdullah bin Aamir adalah gubernur Busrha (647–656) dan merupakan jenderal militer yang sangat sukes pada masa pemerintahan Khalifah Rasyidin Utsman bin Affan. Dia dikenal atas kehebatannya dalam administrasi dan militer.


Mereka bertekad untuk membangun kota baru sebagai markas bagi pasukan kaum muslimin untuk berperang di negeri Persiaa. Sekalian sebagai titik tolak untuk berdakwah ilallah, serta sebagai menara untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi.


Di kota ini kaum muslimin dari segala penjuru Jazirah Arab, ada yang dari Najd, Hijaz, dan Yaman berkumpul untuk menjaga perbatasan daerah kaum muslimin. Diantara yang turut berhijrah itu terdapat pemuda Nejd dari Bani Tamim yang dipanggil dengan nama Amir bin Abdillah at-Tamimi al-Anbari. Usianya masih remaja, masih lunak kulinya, putih wajahnya, suci jiwanya, dan takwa hatinya.



3. Amru Bin Ash


[caption id="attachment_2765" align="alignleft" width="300"]Amru Bin Ash Amru Bin Ash[/caption]

Pada awalnya Beliau pernah mengambil bagian dalam peperangan menetang Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslim. Ia masuk Islam bersama Khalid bin Walid. 6 bulan setelah masuk Islam, beliau bersama Rasulullah SAW menaklukan Mekkah dalam kejadian Fathul Mekkah. Ia adalah panglima perang yang bijak dalam mengatur strategi perang. Beliau adalah panglima perang yang menaklukan Baitul Maqdis dan Mesir dari cengkraman Romawi. Ia kemudian dilantik sebagai gubernur Mesir oleh Umar bin Khattab, tetapi kemudian dipecat oleh Khalifah Usman bin Affan. Lebih lanjut Muawiyah bin Abu Sufyan melantik kembali beliau menjadi gubernur Mesir. Panglima Amru mengerahkan tentara yang al-Quran menjujung diujung tombak, ia memakai cara ini dalam pertempuran dengan Ali bin Abi Thalib supaya Ali bin Abi Thalib menghentikan serangan.



4. Tariq bin Ziyad


[caption id="attachment_2767" align="alignleft" width="300"]Tariq bin Ziyad Tariq bin Ziyad[/caption]

Tariq bin Ziyad dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata), merupakan seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.


Asal-usul Thariq gak diketahui secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Abu Khalil dan dikutip oleh Alwi Alatas, ada yang menyebutnya sebagai keturunan dari Bani Hamdan dari Persia, atau dari suku Lahm. Ada juga yang menyebutkan Thariq berasal dari bangsa Vandals. Tetapi, banyak sejarawan yang menganggap ia keturunan dari bangsa Berber. Menurut Alwi Alatas, Thariq berasal dari keluarga muslim dan sejak kecil sudah dididik secara Islam oleh ayahnya pada masa kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya.



5. Syurahbil bin Hasanah


[caption id="attachment_2768" align="alignleft" width="300"]Syurahbil bin Hasanah Syurahbil bin Hasanah[/caption]

Syurahbil bin Hasanah adalah sahabat Nabi Muhammad. Ia merupakan salah satu komandan tersukes dalam pasukan Rasyidin, bertugas di bawah Khalifah Rasyidin Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Ia merupakan salah satu komandan lapangan utama selama penaklukan Muslim di Suriah, bertugas sejak tahun 634 sampai kematiannya pada tahun 639 akibat wabah.


Pada masa khalifah Abu Bakar, sebuah pasukan besar dikirm ke Syiria atau Syam untuk memerangi pasukan Romawi. Komandan utama merupakan Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Abu Bakar menunjuk beberapa pimpinan pasukan di bawahnya seperti Amr bin Ash, Khalid bin Sa’id bin Ash, dan termasuk Syurahbil bin Hasanah.


Setelah pasukan siap diberangkatkan, ternyata ada usulan supaya Khalid bin Sa’id diganti, dan Abu Bakar datang sendiri menemui Khalid untuk meminta maaf, dan memintanya bergabung sebagai prajurit biasa pada kelompok pasukan yang disukainya. Maka dengan lapang dada Khalid bin Sa'id bin al Ash berkata, "Demi Allah, tidaklah aku gembira dengan pengangkatan anda, dan gak juga bersedih dengan pemberhentian Anda.



6. Khalid bin Walid


[caption id="attachment_2769" align="alignleft" width="300"]Khalid bin Walid Khalid bin Walid[/caption]

Khalid ibn al-Walid (584 - 642), adalah 1 orang panglima perang pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Ia adalah salah satu dari panglima-pangli­­ma perang penting yang gak terkalahkan sepanjang kariernya.


Mengkomandani pasukan muslim yang baru, ia gak terkalahkan lebih dari seratus pertempuran termasuk versus Kekaisaran Byzantium, Kekaisaran Sassanid, dan sekutu-sekutu mereka termasuk juga suku-suku Arab di luar kekuasaan Khalifah. Pencapaian strategis ia adalah penaklukan Arab, Persia Mesopotamia dan Suriah Romawi hanya dalam waktu 4 tahun pada tahun 632 ke 636. Kemenangan-kemenangan yang terkenal darinya adalah kemenangan telak pada Pertempuran Yamama, Pertempuran Ullais dan Pertempuran Firaz, dan kesuksesan taktis pada Pertempuran Walaja dan Pertempuran Yarmuk.



7. Muhammad Al-Fatih ( Mehmed II )


[caption id="attachment_2770" align="alignleft" width="300"]Muhammad Al-Fatih Muhammad Al-Fatih[/caption]

Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih juga dikenal sebagai el-Fatih (الفاتح), "sang Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam bahasa Turki; 30 Maret 1432 – 3 Mei 1481) merupakan 1 orang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Punya kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai 1 orang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut versus tentara Mongol).


Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel mengakibatkan banyak teman dan lawan kagum dengan kepemimpinannya serta taktik dan strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan kaedah pemilihan tentaranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.


Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Sekarang nama itu sudah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih sudah dibangun di sebelah makamnya.



8. Sa'ad bin Abi Waqqas


[caption id="attachment_2771" align="alignleft" width="300"]Sa'ad bin Abi Waqqas Sa'ad bin Abi Waqqas[/caption]

Kepahlawanan Sa'ad bin Abi Waqqas tertulis dengan tinta emas saat memimpin pasukan Islam versus versus tentara Persia di Qadissyah. Peperangan ini merupakan salah satu peperangan terbesar umat Islam.


Bersama 3 ribu pasukannya, ia pergi ke Qadasiyyah. Diantara mereka terdapat 9 veteran perang Badar, lebih dari 300 mereka yang ikut serta dalam ikrar Riffwan di Hudaibiyyah, dan 300 di antaranya mereka yang ikut serta dalam memerdekakan Makkah bersama Rasulullah. Kemudian ada 700 orang putra para sahabat, dan ribuan wanita yang ikut serta sebagai perawat dan tenaga bantuan. Pasukan ini berkemah di Qadisiyyah di dekat Hira. Untuk versus pasukan Muslim, pasukan Persia yang siap tepur berjumlah 12O ribu orang dibawah panglima perang kenamaan mereka, Rustum.


Sebelum mengawali peperangan, atas instruksi Umar bin Khattab yang menjadi khalifah saat itu, Sa'ad mengirim surat kepada kaisar Persia, Yazdagird dan Rustum, yang isinya undangan untuk masuk Islam. Delegasi Muslim yang pertama pergi merupakan An-Numan bin Muqarrin yang kemudian memperoleh penghinaan dan menjadi bahan ejekan Yazdagird. baca juga 5 Pasukan Militer Islam Terkuat di Dunia.



9. Abu Ubaidah bin al-Jarrah


[caption id="attachment_2772" align="alignleft" width="300"]Abu Ubaidah bin al-Jarrah Abu Ubaidah bin al-Jarrah[/caption]

Abu Ubaidah bin al-Jarrah merupakan Muhajirin dari kaum Quraisy Mekkah yang termasuk paling awal untuk memeluk agama Islam. Ia ikut berhijrah ke Habasyah (saat ini Ethiopia) dan kemudian, Ia hijrah ke Madinah. Ia mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Setelah wafatnya Nabi Muhammad, Ia merupakan salah satu calon Khalifah bersama dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Setelah terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah, Beliau ditunjuk untuk menjadi panglima perang memimpin pasukan Muslim untuk berperang versus Kekaisaran Romawi. Ia meninggal disebabkan oleh wabah penyakit.


Komentar